Rabu, 10 Oktober 2012

Seminar Huruf Jawi

Forum KLASIKA mrengadakan Seminar dengan tema: "Revitalisasi Huruf Jawi Menuju Pencapaian Jati Diri Bangsa". Tema ini diangkat dari keprihatinan kami akan tersingkirnya peran Huruf Jawi dalam kancah sisial politik Islam di Indonesia. Bahkan, Huruf Jawi yang identitik dengan intelektual Islam di Indonesia itu, kini, terasa asing bagi umat Islam sendiri. Padahal, pada masa lalu ini, huruf Jawi berperan penting dalam transmisi keilmuan Islam. menurut Prof. Chamamah Soeratno, naskah-naskah yang ditulis dengan huruf Jawi merupakan salah satu wahana tersebarnya Islam secara cepat di seantero Nusantara. jadi, dapat dibayangkan betapa besar peran huruf Jawi ini dalam proses Islamisasi di Nusantara. Di dalam naskah-naskah yang ditulis dalam huruf Jawi inilah tersimpan mutiara berbagai macam pemikiran yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh pemikir kita. Di sana ada tersimpan: ajaran keagamaan (Islam), pengobatan, nasihat-nasihat kehidupan, dan lain sebagainya. Dengan melihat kenyataan ini mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia adalaah bangsa terpelajar, terdidik, dan agung.

Penjajahan Hindia Belanda yang memperkenalkan huruf Latin telah menyingkirkan peran huruf Jawi dari kancah. Kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang hanya menggunakan huruf Latin dalam dalam aktivitas formal birokrasi telah mengeliminasi peran Huruf Jawi. Hal ini juga menandai mulai tersingkirnya tokoh-tokoh Islam dari peran politik dan sosial secara formal pemerintahan. Mereka ini termasuk dalam kategori yang diterima dalam birokrasi pemerintahan dan perusahaan karena tidak pandai menulis dengan huruf Latin. Bahkan, mereka ini tetap dipandang sebagai kelompok buta huruf meskipun mereka mahir dalam huruf Jawi. Mempertimbangkan masalah ini, maka wajarlah apabila umat Islam kurang diperhitungkan kedudukanya pada masa-masa awal kemerdekaan.

Kondisi tersebut terus berlanjut ketika Indonesia mengumumkan kemerdekaannya pada Jum'at, 17 Agustus 1945. Indonesia yang baru merdeka ini melanjutkan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda. Huruf Jawi tidak termasuk hitungan kecakapan seseorang dalam measuki dunia kerja dan pemerintahan. Huruf Jawi terkarantina dalam lingkup-lingkup pesantren salafi. Namun, peran pesantren dalam memelihara huruf Jawi pun tidak bisa maksimal. Luas area pemakai huruf Jawi pun terus menyusut. Minimnya huruf Jawi dalam kancah sosial, politik, dan kultural masyarakat bukanya tidak mempunyai dampak. menurut salah satu penelitian, tergerusnya huruf Jawi merupakan salah satu faktor meningkatnya umat Islam yang buta huruf Alqur'an. Dampak lainnya adalah terputusnya hubungan intelektual umat Islam pada masa kini dengan masa lalunya. Di samping itu, dampak yang muncul adalah hilangnya salah satu khazanah budaya bangsa di kancah Internasional.

Hilangnya huruf Jawi telah mengilangkan salah satu kekayaan budaya Islam Indonesia. Padahal semua tahu bahwa mayoritas bangsa Indonesia adalah beragama Islam. Namun, mengapa huruf Jawi tidak ikut berperan dalam memperkaya budaya Islam Indonesia pada masa kini? Kadang-kadang kami merasa iri dengan Thailand, China, Korea, Jepang, atau bahkan Vietnam, Kamboja, dan Burma yang memiliki huruf mereka sendiri. Indonesia hanya memiliki satu jenis huruf saja, Huruf Latin. Bagaimana kalau huruf Jawi dihidupkan kembali untuk mendampingi penggunaan huruf Latin? Seandainya huruf Jawi dikatakan banyak kelemahan, apa saja kekurangaan itu dan bagaimana menyempurnakannya. Tentu saja ini adalah tanggung jawab kita yang peduli terhadap warisan budaya bangsa. 

Beberapa hal itulah yang menjadi alasan diangkatnya tema seminar kali ini. Dalam seminar ini, Drs. Mal'an 'Abdullah, M.HI., dan Kms. Andy Syarifuddin, S.Ag. diundang sebagai pembicara. Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 orang mahasiswa. Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Prof. Dr. H. Jufri Suyuthi Pulungan, M.A.- itu juga dihadiri oleh beberapa dosen dan karyawan Fakultas Adab dan Humaniora. Kiranya perlu diungkapkan di sini bahwa tidak semua dosen fakultas hadiri karena hari bertepatan dengan pemakaman almarhum Drs. Azhari Ali, M.Hum. -salah satu dosen FAH- yang meninggal kemarin Selasa, 09 Oktober 2012 pada jam 14.20 wib. Semoga arwah beliau diterima di sisi-nya. Amin! (Nor Huda/pengelola).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar